Suatu hasrat dan ambisi pribadi untuk mengenyam bangku kuliah di Institut Teknologi Bandung. Suatu masalah kecil timbul ketika tersadar bahwa membutuhkan suatu tempat tinggal yang layak untuk dapat menjalani studi itu. Pilihan pun muncul…diantara pilihan itu, Bumi Ganesha menjadi suatu pertimbangan. Tawaran awal yang diketahui adalah murahnya harga sewa asrama per bulannya yaitu hanya sekitar Rp. 111.500,00. Melihat tempat kos di Bandung yang rata-rata sewanya mencapai Rp.300.000,00 per bulan, tawaran Bumi Ganesha terbilang sangat menggiyurkan. Akhirnya asrama ini jadi pilihan tempatku berteduh.
Kesan pertama di Bumi Ganesha
Ada perasaan separo tak percaya ketika melihat bangunan Bumi Ganesha yang tak seperti dalam angan-anganku selama ini. Sempat tak dsangka pula bahwa ternyata terdapat sistem yang agak berbeda dalam perekrutan anggota di Bumi Ganesha. Tes wawancara pun dijalani. Shock stadium rendah menjangkitku ketika dalam wawancara kakak-kaka penghuni bercerita tentang ‘siapa Bumi Ganesaha sebenarnya’…
Wow…asrama ini memeng penuh dengan kejutan!
Tapi entah mengapa hal itu justru menjadi sesuatu yang menarik bagiku. Berorganisasi adalah hobiku, memiliki pengalaman magang adalah hal yang suatu saat ingin aku jalani, sistem kekeluargaan yang dibangun disini cocok sekali dengan keinginanku untuk punya banyak teman, managemen dan tanggung jawab penuh pada asrama memang bukan hal yang enteng, tapi menantang!
Sebagai calon Penghuni
Menjalani hidup di Bumi Ganesha sebagai calon Penghuni, beberapa minggu berjalan. Ternyata cukup kewalahan juga menikmati kehidupan sebagai capeng ini. Mulai dari tugas-tugas dari kakak penghuni, kewajiban sosialisasi pada seluruh penghuni dan karyawan, sampai tanggung jawab pada suatu acara. Hal itu membuat kami harus sangat cermat dalam memanage waktu. Tugas dari dosen yang notabene tak mau tahu taraf kesibukan para mahasiswanya menambah sesak jadwal harian para calon penguni di Bumi Ganesha. Perlu adaptasi yang cepat dan cermat dalam menanggapi hal itu.